Sabtu, 25 November 2017

KTI Sejarah


HILANGNYA JEJAK SANG SULUK KARENA ANAK PRIBUMI


KARYA ILMIAH REMAJA


OLEH :
NAURA SALSABILA YOLANDHIA
NIS. 171810062



13712227_289912141361464_307711662_a




SMA ISLAM INSAN CENDEKIA BAITUL IZZAH
KABUPATEN NGANJUK
25  AGUSTUS 2017

  
HILANGNYA JEJAK SANG SULUK KARENA ANAK PRIBUMI



KARYA ILMIAH REMAJA

Tema:
Sejarah merupakan Sumber Pengalaman Melalui Pengembangan Rasa dan Identitas Sosial Suatu Masyarakat.

Diajukan kepada
Dinas Pariwisata, Keolahragaan, Pemuda, dan Kebudayaan
Sebagai Peserta Lomba Penulisana Sejarah Dinas Pariwisata, Keolahragaan, Pemuda dan Kebudayaan Tingkat SMA/SMK/MA





Oleh
Naura Salsabila Yolandhia
NIS.171810062






SMA ISLAM INSAN CENDEKIA BAITUL IZZAH
Jalan Wilis No.46, Ds. Kramat Kab. Nganjuk
25 AGUSTUS  2017

HALAMAN PENGESAHAN


Karya tulis yang berjudul :
Hilanganya Jejak Sang Suluk karena Anak Pribumi


disusun oleh :
Naura Salsabila Yolandhia
Siswi SMA Islam Insan Cendekia Baitul Izzah








Telah diperiksa dan disetujui oleh:



                                                                                   
      Mengetahui,                                                                      Pembimbing
Kepala Sekolah SMAI IC Baitul 'Izzah



Dra. Saidah Mardiana, M.Pd.I                                                   Dian Indriasari, S.Pd.Gr.
DAFTAR  ISI

Halaman Judul....................................................................................................
i
Halaman Pengesahan..........................................................................................
ii
Kata pengantar...................................................................................................
iii
Daftar Isi.............................................................................................................
iv
Bab I  Pendahuluan                                                             

1.1 Latar Belakang...................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................
3
1.4 Tinjauan Pustaka................................................................................
3
            1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................
3
Bab II Sejarah Wilangan

2.1 Letak Geografis dan Demografis..........................................................
5
2.2 Sejarah Desa Wilangan.........................................................................
5
BAB III Syekh Sulukhi

            3.1 Datangnya Sang Suluk........................................................................
8
            3.2 Pengabdian Sang Suluk........................................................................
8
            3.3 Letak dan Keunikan makam.................................................................
9
            3.4 Datangnya Sang Suluk........................................................................
10
BAB IV Penutup

            4.1 Kesimpulan........................................................................................
12
4.2 Saran..................................................................................................
12




Daftar Pustaka.....................................................................................................
14
Lampiran

          1. Dokumentasi Foto........................................................................................
15





KATA PENGANTAR

            Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT yang melimpahkan hidayah dan inayah-Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengantar umatnya ke zaman kemenangan ini.
Tiada kata yang layak penulis haturkan pertama kali kecuali ungkapan syukur kehadirat Illahi Robbi, karena petunjuk dan pertolongan-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan judul Melacak Kembali Sejarah Hari Jadi Nganjuk
            Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, penulis sadar bahwa pada proses penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Allah SWT yang telah memberikan pemahan dan kelacaran dalam proses pembuatan karya tulis.
2.      Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan penulisan sejarah Jawa Timur tahun 2017
3.      Ibu Kepala SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk yang memberikan persetujuan dalam penulisan karya ilmiah ini.
4.      Bapak Damiran Darmoprawiyo selaku juru kunci makam, yang telah berkenan menjadi narasumber untuk penulisan ini.
5.      Guru Pembimbing yang rela menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis. 
6.      Kedua Orang Tua yang mendukung penulis sepenuhnya.
7.      Teman teman yang telah mendukung penulis
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak lupa kritik dan saran, sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah sejarah ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin amiin
Nganjuk, 25 Agustus 2017
        Penulis
                       
Naura Salsabila Yolandhia
     NISN. 0014219278




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurut Aristoteles, seorang filosof Yunani, mengemukakan bahwa sejarah merupakan peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.  Sejarah memiliki banyak peran penting di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak orang  berpikiran bahwa mempelajari sejarah kurang  kurang memiliki manfaat karena sejarah adalah masa lalu sedangkan kita hidup di masa sekarang dan akan datang. Sejarah memang merupakan uraian masa lalu, tapi bisa berulang lalu di masa sekarang dan di era yang akan datang. Meskipun tidak semuanya memiliki sejarah tertulis, tetapi setiap bangsa tetap perlu menggali dan menemukan akar sejarahnya sendiri, agar bisa mengetahui kehidupan para pendahulunya di masa lalu.
Sesuai pernyataan di atas. Tidak hanya sebuah bangsa yang memiliki sebuah sejarah. Namun, sebuah kabupaten atau desa juga menyimpan banyak sejarah. Sejarah kabupaten atau desa bisa disebut sebagai sejarah lokal. Sejarah lokal mengandung arti suatu tempat atau lokasi tertentu sertawaktu yang tertentu pula.[1] Bukti adanya sejarah di sebuah kabupaten  yaitu ditemukanya peninggalan-peninggalan berupa pemakaman, prasasti, benda bersejarah, bangunan, dll. Salah satu yang dapat kita temukan,  yaitu sebuah makam seorang ulama kharismatik yang bernama Dewo Agung Pranoto Kusumo, yang terletak di Desa Wilangan, Kabupaten Nganjuk. Beliau lebih dikenal dengan nama Syekh Sulukhi oleh masyarakat. 
Sangat disayangkan, banyak masyarakat Nganjuk dan bahkan masyarakat sekitar tidak mengetahui sejarah tokoh tersebut. Hal ini membuktikan tidak adanya ketertarikan dan ketidakpedulian masyarakat dan generasi muda dalam mempelajari sejarah di sekitar lingkungan tempat tinggal. Padahal, mempelajari sejarah sebagai salah satu mata pelajaran wajib di jenjang sekolah. Pentingnya mempelajari sejarah juga mendapat dukungan dari presiden pertama Indonesia, yang terkenal dengan semboyan “JAS MERAH”
Mengetahui pentingnya mempelajari sejarah, maka penulis sebagai generasi muda  ingin melestarikan peninggalan sejarah. Penulis tidak ingin melupakan seseorang yang pernah berjuang untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Nganjuk Salah satu cara melestarikan peninggalan sejarah dengan mempelajari dan melakukan penelitian.. Agar pelestarian peninggalan sejarah tidak mudah hilang, maka penulis  tuangkan dalam  sebuah karya tulis ilmiah. Penulisan ini juga sebagai media atau sarana untuk mempublikasikan kepad masyarakat Nganjuk. Bahwa Ngangjuk sebagai Kabupaten tua menyimpan kenangan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan.
Penulis ingin melstarikan dan mempublikasikan peninggalan sejarah makam Syekh Sulukhi karena makam tersebut masih banyak menyimpan ulasan sejarah dan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat di Kabupaten Nganjuk. Selain itu tokoh tersebut memiliki peran di Kabupaten Nganjuk kala itu. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian sejarah makam Syekh Sulukhi dan pengaruh makam tersebut terhadap perkembangan masyarakat Kabupaten Nganjuk.

1.2  Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang yang telah di jelaskan di atas penulis merumuskan sebuah rumusan masalah, yaitu  :
1.      Bagaimana hubungan makam Syekh Sulukhi dengan kehidupan masyarakat Desa Wilangan?
2.      Bagaimana cara penyampaian dakwah syekh sulukhi di Desa Wilangan?
3.      Bagaimana pengaruh adanya Syekh Sulukhi dengan perkembangan masyarakat Kabupaten Nganjuk?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.      Mengetahui dan menjelaskan hubungan makam Syekh Sulukhi dengan kehidupan masyarakat Desa Wilangan.
2.      Mengetahui dan menjelaskan cara penyampaian dakwah Syekh Sulukhi kepada masyarakat Desa Wilangan.
3.      Mengetahui dan menjelaskan pengaruh adanya Syekh Sulukhi dengan perkembangan masyarakat Kabupaten Nganjuk.

1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan sejarah ini dipergunakan sejumlah pustaka yang sangat membantu untuk memperdalam pembahasan yaitu
1.      Koleksi foto Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk
2.  Buku karangan Dr. H. Soetrisno R., M.Si diterbitkan oleh Bangun Bangsa Yogyakarta berisi tentang Ensiklopedia Kabupaten Nganjuk.
3.      Sumber Wawancara dengan :
a.       Bapak Damiran Darmoprawiyo selaku juru kunci makam Syekh Sulukhi.
1.5 Sitematika Penulisan
Seperti pada umumnya karya tulis ini terdiri atas empat bagian yaitu (1) bab pertama sebagai pendahuluan berisi alasan-alasan yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah sejarah serta permasalahan yang diceritakan jawaban dalam penulisan karya sejarah ini, (2) Pada bab dua menguraikan tentang kajian pustaka tentang sejarah Desa Wilangan, selanjutnya (3) bab tiga menguraikan jawaban dari rumusan masalah terkait dengan makam Seyk Sulukhi, dan terakhir (4) Kesimpulan, menjadi sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan isi temuan hasil penelitian.  Penulis juga melampirkan sejumlah gambar untuk mendukung uraian penulis.


BAB II 
SEJARAH DESA WILANGAN

2.1 Letak Geografis dan Demografis
Kecamatan Wilangan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tepatnya berada di gerbang bagian barat Kabupaten Nganjuk, kurang lebih 16 km ke arah barat dari Kota Nganjuk. Kecamatan Wilangan perbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, berada pada jalur utama Surabaya-Nganjuk-Madiun. Batas-batasnya sebelah barat Kabupaten Madiun, sebelah selatan, Kecamatan selatan Kecamatan Sawahan, sebelah timur Kecamatan Bagor, sebeleha utara Kecamatan Rejoso.[2]
Kecamatan Wilangan dikenal sebagai kecamatan yang masih kaya akan  perkebunan jatinya, dikarenakan memiliki kondisi tanah yang subur dan struktur tanah yang relatif produktif sekaligus ditunjang dengan adanya Sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km.  Kecamatan Wilangan juga memiliki 6 desa atau kelurahan diantaranya, Mancon, Ngadipiro, Ngundikan, Sudimoroharjo, Sukoharjo, dan Wilangan. Dalam sebuah data diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Wilangan berkisar ± 31.364 jiwa dengan 8680 KK.
2.2 Sejarah Desa Wilangan
Sejarah adalah asal-usul, silsilah, kisah, riwayat, peristiwa.[3] Dengan demikian Desa Wilangan tentu memiliki kisah yang melatar belakangi berdirinnya. Peristiwa ini diawali oleh datangnya seorang  waliyullah yaitu Syekh Sulukhi nama aslinya Dewo Agung Pranoto Kusuma juga disebut Ki Ageng Mbarat. Beliau adalah seorang bupati Mbarat[4]. Mbarat adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Magetan, terletak di perbatasan antara Madiun-Ngawi-Magetan, yang kini dikenal dengan sebutan Kecamatan Purwodadi. Awalnya Syekh Sulukhi diberi tugas khusus oleh prajurit Kadipaten Barat Purwodadi untuk mencari perbekalan logistik yang berupa bahan makan untuk pembangunan masjid Demak. Beliau juga diperintahkan untuk menyebarkan agama Allah di tepian barat Jawa Timur. Dalam perjalanannya beliau diikuti oleh beberapa prajuritnya diantaranya, Ki Demang Sekaten, Temenggung Singolawean, Abdul Sa'i, Zaelani, Yusak, dll. Mereka memiliki peran sebagai pendamping keamanan Syekh Sulukhi. Dalam mencari perbekalan di tepian Sungai Widas, Syekh Sulukhi juga memiliki kesenangan mencari ikan untuk lauk pauk para santri. Kemudian, beliau berjalan ke selatan dan sampai di sebuah tempat disitu beliau menghitung berapa jumlah prajuritnya yang masih setia menemani beliau dalam mencari ikan, sehingga tempat itu sekarang dinamakan Desa Ngadipiro. Lalu berjalan di tepian sungai, dilihatnya sungai yang besar, dan kini sungai tersebut disebut Kali Gedhe, juga masuk aliran Sungai Widas. Dalam mencari perbekalan beliau meminta kepada Allah layaknya disebut Ibadah Suluk, sebagai alat pendekatan diri kepada Allah swt. Beliau memohon dan meminta agar rumput ilalang bisa menjadi padi dan memetik padi yang masih muda, untuk dimasukkan ke dalam bambu untuk dihanyutkan dan dikirim menuju ke Kerajaan Demak lewat Ngampel. Dalam mengirim perbekalan dia sering singgah di Ki Ageng Keniten, di daerah Gondang. Dengan banyaknya bambu yang dikirimkan maka tak terhitung atau tidak terbilang lagi berapa jumlah bambu tersebut. Tidak terbilang atau bahasa setempat mengatakan tidak ter-wilang maka akhirnya menjadi Wilangan, yaitu nama desa dan kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Tempat ini ditemukan ± pada tahun 1400, bersamaan dengan pendirian Masjid Demak (Jawa Tengah). Dengan demikian, dapat disimpulakan sejarah Desa Wilangan berdiri dari proses interaksi sosial suatu masyarakat. Desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.[5]


BAB III
SYEKH SULUKHI

3.1  Datangnya Sang Suluk
Makam merupakan salah satu  bukti sejarah yang bisa diteliti. Salah satu makam yang memiliki sejarah adalah makam Syekh Sulukhi. Sekarang makam tersebut dimanfaatkan sebagai objek wisata kerohanian oleh masyarakat sekitar. Beliau adalah putra dari Raja Brawijaya ke V dengan selir kanjeng ibu sepuh yang sampai sekarang masih dirahasiakan namanya, dan juga saudara se-ayah dari Raden Patah (Sunan Demak)[6].  Beliau seorang murid dari Sunan Ampel. Awalnya, beliau diberi tugas khusus oleh prajurit Kadipaten  Mbarat Purwodadi untuk mencari perbekalan logistik yang berupa bahan makan untuk pembangunan masjid Demak dan melakukan penyebaran Agama Islam dibagian Barat Jawa Timur.

3.2  Pengabdian Sang Suluk
Dalam melaksanakan pengabdiannya menyuplai perbekalan untuk pembangunan
  Masjid Demak, Syekh Sulukhi menjalaninya dengan lampah sulukh (tirakad) maka para pengikut dan santrinya menyebutnya dengan Syekh Sulukhi. Syekh sendiri merupakan sebutan untuk seorang ulama besar. Seseorang yang mendapatkan gelar tersebut, berperan dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam atau sering disebut dakwah. Syekh Sulukhi memiliki nama asli Dewo Agung Pranoto Kusumo. Beliau Syekh Sulukhi ini adalah putra dari Raja Brawijaya ke V dengan selir kanjeng ibu sepuh yang sampai sekarang masih dirahasiakan namanya, dan juga saudara se-ayah dari Raden Patah (Sunan Demak), tak lupa beliau seorang murid dari Sunan Ampel.
Dalam menyapaikan dakwahnya dia mengajakan lagu suluk kepada para pengikutnya. Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Syekh Sulukhi sebagai seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik.  Setelah lama mengabdi, disaat Syekh Sulukhi mendekati usia lanjut, dan para prajuritnya satu-persatu meninggalkannya untuk memenuhi panggilan Allah. Beliau akhirnya berwasiat, "Bila saatnya kelak aku memenuhi panggilan Allahu Robbi, maka kebumikanlah diriku di timur sungai, berlawanan dengan makam prajuritku." pintanya. Tak lama berselang beliau memenuhi panggilan-Nya. Rupanya para santri dan keluarga tidak bisa melaksanakan wasiat dari Syekh Sulukhi dikarenakan keterbatasan mereka, mereka tinggal di sebelah barat sungai. Jadi, dikebumikanlah Syekh Sulukhi di sebelah barat sungai tersebut. Subhanallah, beberapa hari setelah penguburan itu, suatu karomah yang luar biasa ditampakkan Allah kepada masyarakat saat itu. Sungai yang sebelumnya mengalir di timur makam tersebut, akhirnya melintas di sebelah barat makam Syekh Sulukhi, maka dengan sendirinya makam Syekh Sulukhi pun berada di timur sesuai dengan wasiat yang telah beliau pesankan. Dengan begitu, makam tersebut masuk ke wilayah Desa Wilangan Kabupaten Nganjuk, bukan berada di wilayah Desa Caruban Kabupaten Madiun. Sejak awal makam Syekh Suluki sudah ada yang merawat, bahkan hingga sekarang sudah sampai 8 turunan. Diawali dengan Mbah Sonokromo, seorang lelaki dari Mojorembun, hingga yang sekarang Bapak Damiran Darmoprawiyo atau Cokro Kusumo seorang kamituwo setempat.

3.3 Letak dan Keunikan Makam
Yang menjadikan keunikan, makam Syekh Sulukhi itu terletak dibawah akar pohon besar, kemudian hanya ada makam Syekh Sulukhi disitu tanpa ada makam yang lainnya. Berbeda dengan waliyullah yang lainnya dimana terdapat banyak makam disamping makam para wali Allah seperti makam walisongo. Makamnya berukuran seperti makam pada umumnya namun bedanya pada makam beliau, nisannya dibungkus dengan kain kafan.
Dan bisa dirasakan ketika memasuki makam Syekh Sulukhi seperti terdapat hawa mistik yang berbeda dengan hawa ketika memasuki makam-makam lain. Di dalam makam ini, terdapat buku tahlil dan Al-qur’an untuk memudahkan penziarah. Disekitar lokasi makam juga di sediakan beberapa fasilitas seperti toilet, mushola dan warung. Tidak ada kontribusi untuk berziarah di makam beliau. Disediakan kotak amal bagi mereka yang ingin beramal. Tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan seperti mencari pesugihan. Di dalam makam terdapat tulisan "Kridaning Menungso Tan Kuwowo, Ambendung Purbaning Kang Kwoso" yang artinya Perilaku manusia adalah sama, dengan tujuan akhir hidup. Ada juga  slogan bertulisan "Ucapmu Cocokno karo Batinmu" maksutnya kita harus menyamakan antara yang di ucapkan dengan apa yang dilakukan, dalam bahasa lain kita dilarang menjadi orang yang munafik. Ketika ingin datang berziarah disarankan untuk menata niat terlebih dahulu, maksud dan tujuan datang kesana. Karena, terdapat juga slogan agar memohon kepada Allah dan bukan kepada makam. Sebab memohon kepada selain Allah adalah syirik.
Makam Syekh Sulukhi terletak di bagian pintu gerbang barat Kabupaten Nganjuk, di Desa Wilangan. Posisinya sendiri tidak terlalu terpencil. Posisi makamnya berada kurang labih 1 km dari Jl. Raya Madiun yang merupakan jalan provinsi. Atau, ± 1 km dari kepolisian sektor (Polsek) Wilangan ke arah utara. Sebuah gapura, di seberang jalan Polsek Wilangan, yang di atasnya bertuliskan huruf Arab menandai sebuah gang menuju makam tersebut. Untuk mempermudah arus lalu lintas, gang tersebut diatur untuk satu arah, yakni ke arah utara saja. Jalan di gang itu sudah beraspal. Begitu mencapai hampir 1 km dari gapura maka akan bertemu dengan ujung jalan gang tersebut dan bertemu dengan dua cabang jalan, ke timur dan ke barat. Di situ juga telah ada tanda yang tertulis pada sebuah papan kayu kecil arah menuju makam Syekh Sulukhi, yakni ke arah barat. Tepatnya berada di pinggir sebuah sungai, dimana sungai tersebut juga dijadikan pembatas, pembatas antara Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Madiun. Nganjuk di sebelah timur, Madiun di sebelah barat. Seperti yang sudah dijelaskan dalam sejarah Desa Wilangan, sungai tersebut  juga dimanfaatkan oleh Syekh Sulukhi untuk menghanyutkan padi yang dimasukkan ke dalam bambu menuju ke Kerajaan Demak. Saking banyaknya bambu maka tak terhitung atau tidak terbilang lagi. Tidak terbilang atau bahasa setempat mengatakan tidak ter-wilang maka akhirnya menjadi Wilangan, yaitu nama kecamatan tempat makam itu berada sekarang. Untuk saat ini masyarakat Desa Wilangan memanfaatkan makam Syekh Suluki sebagai wisata kerohanian.

3.4  Tradisi Sang Suluk untuk Anak Pribumi
Budaya yang dikenang dan masih banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa, khusunya para petani padi adalah Shodaqoh Metik, dengan sarana mengambil emping (padi yang masih muda) untuk kelengkapan shodaqoh. Tujuannnya untuk mengharapkan barokah dari hasil panen. Masyarakat wilangan pun juga masih melestarikan budaya Khol, yaitu Hari Wafatnya Syekh Sulukhi. Bersamaan dengan mengadakan bersih desa, sebagai sarana mengucap syukur atas hari jadi Desa Wilangan. Acaranya berupa tasyakuran, Pentas Seni Wayang Gedog yang bertujuan untuk mendoakan para leluhur dan memperingati cikal bakal berdirinya Desa Wilangan. Yang dilakukan pada hari Jumat Pahing, pedomannya setelah penen Raya. Adapun  peninggalan-peninggalan dari Syekh Sulukhi yang sudah habis terjual karena lemahnya bangsa kita dalam melestarikan budaya, sebagian hilang termakan usia dan hanya tersisa batu bata besar yang digunakan untuk mengelilingi makam, itu pun sekarang sudah terkubur karena adanya pemekaran dan akan robohnya makam Syekh Sulukhi.
Keikutsertaan masyarakat Desa Wilangan dalam menjaga kelesatarian budaya
didaerahnya dan yang menjadi latar belakang, adanya dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk karena adanya pengaruh kekuasaan Kerajaan Demak. Pembangunan Masjid Demak karena prakarsa dari walisongo, yang didukung oleh Kanjeng Sultan Demak atau Raden Patah.


BAB IV 
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Peninggalan-peninggalan sejarah bukan hanya untuk pajangan atau hiasan, karena itu merupakan bukti peniggalan sejarah yang bisa dijadikan ilmu pengetahuan. Dan situs-situs bersejarah seyogyanya tidak seharusnya digunakan untuk hal-hal yang berbau negatif, seperti berdoa pada makam, pesugihan, sesajen. Tetapi ziaroh ke situs-situs bersejarah seharusnya dimanfaatkan untuk memantabkan niat untuk berdoa dan memantabkan keyakinan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Ketika ingin datang berziarah disarankan untuk menata niat terlebih dahulu, maksud dan tujuan datang kesana apa. Jangan sampai kita salah niat. Karena, memohon itu hanya kepada Allah SWT, bukan kepada sebuah makam. Sebab memohon kepada selain Allah adalah syirik. Dan syirik adalah perbuatan yang paling dibenci oleh Allah.
Ketahuilah, jati diri Bangsa Indonesia terletak pada kearifan-kearifan lokal terbentuknya pribadi Bangsa Indonesia, ingat dan kembali pada jati diri dan tidak terkikisnya adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Harus berani menunjukkan jati diri supaya bisa menjadi bangsa yang besar. Karena kekuatan bangsa itu terletak pada pelestarikan jati dirinya.

4.2 Saran
Dari pembahasan yang telah disampaikan di atas, maka penulis memberikan saran kepada beberapa pihak, antara lain :
1.      Pemerintah lebih memperhatikan peninggalan-peninggalan purbakala yang bisa digunakan sebagai media pengkajian dan pembelajaran oleh generasi muda selanjutnya.
2.      Pemerintah Kabupaten Nganjuk  perlu melakukan penelitian yang menyeluruh tentang Situs Syekh Sulukhi sehingga masyarakat dapat memperoleh pemahaman sejarah Situs Syekh Sulukhi yang benar atau yang sesuai dengan dengan bukti sejarah.
3.      Pemerintah Kabupaten Nganjuk/Desa perlu membuat fasilitas tulisan sejarah di lokasi makam dan menuliskan sejarah ke dalam sebuah buku penelitian.
4.      Pemerintah daerah perlu menjaga dan mengembangkan situs Syekh Sulukhi dengan membangun sebuah masjid untuk syiar islam, peningkatan nilai keagamaan di masyarakat dan wisata religi.
5.      Pemerintah daerah juga perlu membangun infrastruktur di sekitar situs berupa pelebaran jalan, lahan parkir, penambahan taman, sempadan sungai, dan gardu pandang untuk mendukung pengembangan situs wisata religi tersebut dengan memanfaatkan pemandangan Sungai Widas, hutan, jalan tol, lahan pertanian, dan budaya masyarakat setempat.


Daftar pustaka

Soetrisno R,. 2002 . Ensiklopedia Kabupaten Nganjuk. Yogyakarta : Bangun Bangsa.
----------. Wawancara pada tanggal 22 Agustus 2017.
Damiran Darmoprawiyo, juru kunci makam Syekh Sulukhi.
http://bolomanakib.blogspot.co.id/2012/03/syeikh-suluhi-wilangan-nganjuk.html
https://kbbi.web.id/syekh
http://www.bimbie.com/pentingnya-sejarah-bagi-suatu-bangsa.htm



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama                                       :  Naura Salsabila Yolandhia
NIS                                         : 171810062
Kelas, Jurusan                         : XI-IPA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah remaja yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ini hasil jiplakan, maka saya bersedia bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Nganjuk, 25 Agustus 2017
Penulis,

Naura Salsabila Yolandhia

Lampiran

Lampiran 1
Foto

1.2 Gapura Utama Makam Syekh Sulukhi

1.1 Letak Makam Syekh Sulukhi

            



 1.4 Gapura Makam Syekh Sulukhi
Foto 5 Prasasti Hering


1.3 Masjid Syekh Sulukhi
           


1.6 Skema pindahnya makam Syekh Sulukhi


1.5 Pagar dalam makam Syekh Sulukhi
Foto 5 Prasasti Hering

                   

Foto 2 Candi Lor
 



1.8 Tempat Parkir area Makam Syekh Sulukhi


1.7 Sungai Widas
Foto 5 Prasasti Hering

                   



1.8 Gong Kecil untuk acara pagelaran pentas seni.
















BIODATA PENULIS
Nama                           : Naura Salsabila Yolandhia
NISN                          : 0014219278
Jenis Kelamin              : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir: Nganjuk, 30 Mei 2001
Alamat                                    : Kel.Kedondong, Kec.Nganjuk, Kab.Nganjuk.
Agama                         : Islam
Email                           : yolandhia.naura30@gmail.com
No. HP                        : 081383341001
Whatsapp                    : 081383341001
Sekolah                       : SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk
Telp. Sekolah              : (+62358)-3550167

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD                               : SD Islam Terpadu Baitul ‘Izzah Nganjuk.
SMP                            : SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk.
SMA                           : SMA Islam Insan Cendekia Baitul ‘Izzah Nganjuk.









[1] Indriyanto, 2001,5

[2] Soetrisno R,.. 2002 . Ensiklopedia Kabupaten Nganjuk.. Yogyakarta : Bangun Bangsa. Hal:180.
[3] Marhijanto, 1999, 289
[4] Damiran Darmoprawiyo, Juru Kunci.
[5] R.Bintarto, 1997
[6] Damiran Darmoprawiyo, Juru Kunci.




1 komentar:

  1. Casino Review 2021 | Free Spins and Welcome Bonus
    Casino 카지노사이트 Review 2021 カジノ シークレット | Free Spins, Games, Bonuses, Deposit Methods and More | Is 메리트카지노 it worth a deposit? ➤ Read our expert review and claim your €100 welcome bonus!

    BalasHapus